Rabu, 25 April 2012

Menjadi Pemenang

HOW TO WINNER?
    

8 PRINCIPLES TO CHANGE YOUR LIFE AND BECOME A WINNER

 Change the way you think :

1. Beleave in yourself

2. Dream Big

3. Stay positive and be optimist

4. Your Attitude

5. Dont give up and live with spirit

6. Create positive habit

7. Do what you Love

8. Start from today

( Think and Act Like a winner )


"Hope all of you be success anything you done with Love"

Senin, 23 April 2012

KIAMAT / PRALAYA

PRALAYA

   Kiamat yang dalam agama Hindhu disebut Pralaya . Dalam Agama Hindhu dikenal istilah Utpeti, Stiti dan Pralina (Penciptaan, Permeliharaan dan Peleburan). Konsep ini disebut dengan Tri Murti, tiga kekuatan Idha Sanghyang Widhi Wasa dalam Mencipta ( Brahma ), Memelihara ( Visnu ) serta Pelebur ( Ciwa ).

                              Pralaya menurut Hindhu terdiri dari:

  1. Maha Pralaya, Alam semesta mengalami peleburan secara total
  2.  Naimittika Pralaya, terjadi suatu periode Manu, dalam  manwatara akan terjadi14 kali               Naimittika                                      
  3. Atyantika Pralaya, Pralaya dengan kemampuan spiritual dengan Jnyana kuat
  4. Nitya, proses kematian secara rutin tiap saat, seperti sel yang mati tiap saa                                   pada  tubuh.
   
  Alam semesta yang tercipta yang pada saat penciptaan (srsti) bersifat kekal yang tertuang dalam kitab Upanisad " Purnamadah purnamidam, purnat purnam udayate, purnasya purnamadaya, purnam eva awacisyate" ( Tuhan itu maha sempurna, alam semesta inipun sempurna, dari yang sempurna lahirlah yang sempurna ). Alam tercipta, terpelihara yang kemudian di recycle(di lebur) kembali oleh kekuatan saktinya Ciwa Maha Rudra. Demikian berulang-ulang secara berkala dalam batas Yuga dan waktu Brahma. Kapankah akan terjadinya Maha Pralaya? Jawabnya ada pada sampai kapan Tuhan akan bosan dengan kesenangan terhadap ciptaan(Lila Krida)-Nya, pada saat Maha Pralaya   semesta akan terujud menjadi satu titik Energi yang akan pulang kembali dalam Maha Energi. Kemuadian pada saat seperti itu kita akan memahami bahwasanya hanya Tuhanlah  yang Ada. Tiada lagi Nama-Rupa, Agama, Status apapun.          (There are nor nature just only God emmortality). Akankah di Tahun 2012 semesta mengalami Maha Pralaya?? pada pertanyaan ini  hanya Tuhanlah yang tahu, manusia hanya mampu memjalani hidup sesuai swadarma dengan berserah diri padaNYA.

     

Selasa, 06 Maret 2012

puisi

MENYELAM DALAM SEPI

tatkala keheningan menyapa nurani
bunga cinta kasih mekar diantara pelangi
ketenangan,
kedamaian,
kebahagiaan
menghiasi jagat diri
alunan melodi klasik
melintasi kesadaran
mekar puspa indah taman surgawi
 dihiasi tarian dewi keindahan
diantara sejuta warna seroja
sementara hati semakin dalam
tenggelam ke dasar sepi
sunyi, .....sunya...kosong...


Kamis, 26 Januari 2012

Nyambut tahun 2012


OPTIMISME MENYAMBUT TAHUN 2012

Mulai saat ini :

Perhatikan pikiran Anda sebelum berubah menjadi konsentrasi
Perhatikan konsentrasi Anda sebelum bwrubah mwnjadi perasaan
Perhatikan perasaan Anda sebelum menjadi prilaku
Perhatikan prilaku Anda sebelum berubah menjadi hasil
Perhatikan hasil yang Anda dapat sebelum menjadi jalan hidup Anda.

Anda bukan lebel yang disandangkan oleh Anda sendiri, dan bukan lebel
Yang disandangkan oleh orang lain.
Anda bukan kesedihan, kecemasan , kekawatiran, frustrasi, atau kegagalan.
Anda bukan usia , berat badan, bentuk tubuh, atau warna kulit.
Anda bukan masa lalu, saat ini dan masa yang akan datang.

Anda adalah makhluk yang paling baik ciptaan Tuhan.
Ingatlah bahwa malam adalah awal bagi siang
Musim dingin adalah awal bagi musim panas.
Penderitaan adalah awal bagi ketenangan.
Kesulitan adalah awal bagi kebaikan
Sikap optimis pada kebaikan adalah awal kekuatan diri.
Karena itu , nikmati setiap waktu Anda.
Anggaplah sebagai babak akhir kehidupan Anda.
Hiduplah dengan cinta kepada Tuhan.
Hiduplah dengan cita-cita
Hiduplah dengan perjuangan, hiduplah dengan kesabaran.
Hiduplah dengan cinta.
Hargailah kehidupan…….


Children are our future, so, producing children with kindness,
Peace and wisdom is the best investment for the future happiness,
Prospority and harmony in our world.


SELAMAT TAHUN BARU 2012, SEMOGA KEBAHAGIAAN ,
KEDAMAIAN DAN KEHARMONISAN SELALU MENYERTAI
KEHIDUPAN INI…..!!!

Siwaratri


Renungan Siwa Ratri

            Adalah seorang Maha Rsi yang telah “putus” dari segala keterikatan terhadap kenikmatan dunia, yang hidup di zaman kerajaan singosari dengan rajanya Ken Arok, yang mana sang raja masih Keliputan dengan kehidupan dunia. Pada suatu ketika sang maha Rsi menulis dalam lontar tentang sebuah kisah perjalan seseorang pemburu yang masih terikat oleh segala bentuk materi kehidupan, si pemburu itu “Lubdaka” diberiri inisial dari orang yang dikisahkan itu yang memang mengandung arti  pemburu. Sedangkan seorang Rsi agung itu bernama “ Mpu Tanakung” yang bermakna Tan artinya tidak dan Akung artinya terikat. Jadi  Tanakung itu seorang Rsi / Mpu yang  kehidupan duniawinya  telah terlepaskan( telah menemukan kesadaran ). Sedangkan kumpulan tulisan dalam kisah perjalanan spiritual ini dikenal nama Siwaratri Kalpa.( dari kegelapan malam menuju terang dalam kesadaran siwa)
            Dalam karya tulis itu dikisahkan bahwa si Lubdaka yang kesehariannya sebagai seorang pemburu yang hidup dalam dunia penuh kekurangan. Dikisahkan perjlanan  si pemburu melakukan pemburuan ke tengah hutan sehari sebelum Tilem kepitu, yang mana hari itu merupakan keadaan  alam yang paling gelap dari hari-hari yang lainnya. Disini dapat dicari pemahaman pilosofinya  bahwa Tilem kepitu yang bermakna tujuh kegelapan yang meyelimuti setiap kehidupan manusia. Yang mana termasuk tujuh kegelapan ( sapta timira ) itu pada dasarnya adalah “ Dia yang merasa diri paling…” diantaranya ; (1) merasa diri paling Kaya, suka mencemoh orang miskin, tidak mau berdana, kikir, dan  pelit dengan kekayaannya. (2) Merasa diri paling Pintar, dengan kepintaran suka membodohi orang, suka memamerkan gelar akademisnya; (3) merasa diri paling Muda( kuat), suka mengejek orang yang berpenampilan lemah , suka ngejek orang tua renta karena merasa diri paling kuat ; (4) merasa diri paling Bangsawan, menganggap diri paling memiliki derajat  kebangsawanan paling tinggi, sementara orang lain berderajat rendah; (5) merasa diri paling Ganteng/cantik, senang memamerkan kecatikan/ganteng, merasa diri paling “wah” dalam penampilan berpakaian sehingga sering mengenyek orang yang berpenampilan biasa-biasa; (6) merasa diri paling Sakti; suka pamer keteguhan/ kekebalan karena merasa diri paling sakti diantara orang lain;
 (7) merasa diri paling Hebat, suka tepuk dada dengan segala sesuatu keberhasilan yang diraih, suka mengaku semua ini karena aku,  semua itu karena aku kalau tidak ada aku maka semua itu  tidak akan  berhasil. Nah demikian tujuh kegelapan yang menyelimuti manusia yang oleh pengarang cerita Lubdaka itu sebenarnya mengkritisi sikap dan laku seorang raja Ken Arok. Akan tetapi karena cerita ini mengandung unsur kehidupan yang menyeluruh, maka dijadikan dasar pilosofi dalam ajaran agama hindu dalam perjalanan manusia menuju kesadaran Shiwa. Siapapun ia yang telah mampu melepaskan diri dari keterikatan kegelapan( darkness)  menuju ke kesadaran ( wearness) perpegang pada kebijaksanaan(wisdom),maka mereka akan bertemu dengan pengetahuan  Universal atau kesadaran Agung.
            Sang pengarangpun mengungkap jalan untuk mencapai ke kesadaran yakni dengan selalu “Jagra”, yang artinya selalu sadar dan waspada akan cobaan dan godaan-godaan hidup yang selalu mengikuti perjalanan hidup ini, hal tersebut dapat disimak dari perjalanan Lubdaka saat melewati malam hari, dengan menaiki pohon Bilwa serta memetik satu-demi satu daunnya, demi mempertahankan diri dari ketakutan akan jatuh karena ngantuk dan takut akan datang binatang buas,hingga pagi menjelang. Disini dapat dipahami bahwa  ketika kesadaran dan kewaspadaan telah bangkit , yang ditandai dengan naik pohon bilwa, memetik daunnya berarti melakukan Japa. Selanjutnya “Upawasa”, adalah mampu memilah dan memilih apa yang patut untuk dilakukan dan dinikmati dalam kehidupan ;”Mono brata”, mampu mengutarakan pembicaraan yang patut dan benar untuk dibicarakan dan menjauhkan diri dari pembicaraan yang keliru serta menyakiti ; “Yoga dan Meditasi” yaitu mampu melakukan konsentrasi serta kontemplasi penuh  keteguhan diri, guna mencapai penyatuan (samadi) dengan Jiwa Agung melalui nama smaranam mengulang-ulang “OM  NAMO SIWA YA”. “Semoga semua hidup berbahagia”
Oleh : I Nyoman Musna                                      Suwung, 14.1.2010

Renungan 2


RENUNGAN

“MEMAKNAI  KEHIDUPAN”

  UNIVERSAL LOVE

“Seperti halnya kita hidup melalui ribuan impian dalam hidup kita sekarang, begitu pula hidup kita sekarang hanya merupakan salah satu diantara beribu-ribu penjelmaan seperti itu yang kita masuki dari kehidupan yang lain yang lebih sejati…Kemudian kembali sesudah meninggal. Kehidupan kita hanya merupakan salah satu dari impian-impian tentang kehidupan yang lebih sejati itu,dan memang demikian untuk selamanya, sampai kehidupan yang terakhir sekali, kehidupan yang sangat sejati, yaitu kehidupan Ketuhanan”( Count Leo Tolstoy).

    Menyia-nyiakan kelahiran sebagai manusia adalah sebuah pemahaman yang keliru, sebab lahir sebagai Manusia amat sulit diraih, coba kita renungkan kembali, bahwa awal ciptaan adalah Alam Semesta dengan materi yang kasar, kemudian mungembang menjadi kehidupan tinggkat pertama yaitu sel satu, kemudian tingkat binatang  seterusnya berevolusi pada tingkatan kesadaran lebih tinggi sampai pada Manusia, yang memakan waktu tidak kurang dari milyaran tahun setelah alam tercipta.

    Dengan menyadari akan begitu beratnya kelahiran sebagai Manusia, hendaknya keinginan keinginan manusia jangan ditujukan untuk memuaskan
Indria-indria ( Ego). Hendaknya orang hanya ingin hidup karena kehidupan manusia memungkinkan ia dapat bertanya tentang Kebenaran Mutlak. Hendaknya inilah yang menjadi tujuan dari segala perjuangan hidup. Dari pada itu hendaknya manusia menyadari akan pentingnya memahami tujuan hidup, sehingga kelahiran sebagai manusia yang oleh sang Roh agung diberikan waktu untuk belajar memahami diri sejati di alam ini, sampai pada batas sang badan lapuk ditelan sandya kala. Meningkatkan diri guna pencapaian kesadaran Absolut adalah tujuan akhir pendakian roh yang berevolusi menjadi manusia, dan apabila kesadaran serta pencapaian yang mutlak belum terujud, maka sang jiwa akan selalu bereinkarnasi memakai badan – badan sesuai dengan prilaku dalam pengalaman kehidupan sekarang. Kapankah perjalanan reinkarnasi suatu jiwa kan berakhir?,  Jawabnya tergantung pada tingkat kesadaran absolut jiwa itu sendiri….

Kesadaran


K E S A D A R A N ( A WARENESs )

Dari kesadaran akan muncul ketenangan(calmness)
Dari ketenangan membawa pencerahan(enlightness)
Pencerahan menuju kebijaksanaan(wisdom)

Oleh : I nyoman Musna

Coba kita bawa kesadaran disaat kita sedang menyapu di halaman rumah, kita benar-benar menikmati sebuah keinginan akan halaman kita jadi bersih dari kotoran sampah dan debu. Hanya bersih yang ada dalam benak kita, hanya itu. Nah setelah pekerjaan nyapu selesai, maka kita akan menikmati sebuah suasana yang mengesankan yaitu bersih dan  nyaman. Begitulah perasaan kita setelah melihat dan menikmati suasana bersih dilingkungan di luar diri kita. Bagaimana dengan suasana didalam diri kita? Apakah kita sudah membersihkan pikiran kita dari kotoran yang melekat, seperti pikiran bingung, sedih, benci, iri, dengki dan banyak lagi pikiran keliru yang sering mengotori pikiran kita.
Pertanyaan yang akan muncul , apakah kita sudah pernah menyapu dan membersihkan pikiran seperti membersihkan halaman rumah dari kotoran yang dilakukan setiap hari?
Adalah sebuah kesadaran yang baik ketika kita mau dan mampu untuk menyeimbangkan prilaku kita antara diluar diri dengan di dalam diri, maka keseimbangan hidup akan dapat diraih dan hidup terasa indah. Apabila kita menyiapkan waktu untuk membersihkan halaman rumah sekitar 20 menit setiap hari, maka tidak salahnya kita siapkan waktu yang sama guna membersihkan pikiran kita dari kekotoran bathin, apakah dilakukan pada pagi hari atau sore hari, tidak masalah ,yang  terpenting kita sadar dan selalu menyediakan waktu untuk membersihkan pikiran. Merenung, kontemplasi atau meditasi adalah cara untuk membersihkan pikiran dari kotoran ego rendah, kemelekatan, kemilikan. Nah ketika pembersihan pikiran dapat dilakukan secara kontinu, niscaya akan mampu membawa pikiran itu menjadi tenang , damai , penuh indah,terang dan bijak . Dengan keadan pikiran indah, bijak dan terang, akan mampu membawa hidup menjadi lebih indah, seimbang penuh sadar, dan bijak. Semoga segala pikiran sadar selalu membawa kita kedalam pencerahan dan kebijaksanaan. (Semoga semua makhluk hidup dalam damai dan berbahagia”)
                                                                                                       Kuta, 15.02.09