Selasa, 14 Januari 2014

Pemulung Bermimpi



Pemulung bermimpi meraih Bintang


Ibu, marilah kita tidur
Esok masih ada waktu untuk mengais lagi
Biarkan sejenak tubuh ini nikmati teduh dari letihnya dan lusuh
Agar keringat berdebu ini kering oleh angin dingin
Sembari kita tengadahkan wajah kita ke langit sepi
Menatap bintang dan rembulan meski berkabut awan bimbang
Coba kita hitung kelip bintang-bintang
Seperti kita menghitung hari-hari kita yang gersang

Ibu, marilah kita berdoa
Siapa tahu Tuhan masih punya hati buat kita
Sehingga esok kita dapat berjalan menikmati hari
Hari yang penuh membawa berkah nikmat
Meski hanya sekedar berkah sampah plastik dan kardus
yang berserakan di tepi jalan
 akan kita lalui dari pagi hingga malam
hingga perut ini dapat nikmati nasi aking berteman ikan garing
akankah perut ini hanya berisi angin dingin malam ini?

Anakku, jangan sesali hidup ini
meskipun kita hanya pemulung pinggiran jalan
yang hidup hanya dari sisa-sisa aisan makanan sampah
yang tidur hanya berlaskan tikar tanah dan atap langit
tapi kita tetap mensyukuri apa yang kita dapati
mari tetap nyanyikan lagu sepi untuk menemani tidur kita
dengan iringan musik jangkrik dan kodok-kodok liar
serta riungan melodi nyamuk-nyamuk nakal di telinga

 Anakku, segeralah bangkit dari tidurmu
Mentari telah menghempas dinginnya dingin
Segera bersihkan jiwa dan ragamu
Rapikan pakaian di badan, pergilah segera ke sekolah
Belajarlah dengan segenap hati
Raih ilmu seluas tujuh samudra
Gantungkan harapanmu setinggi bintang
Untuk menggapai mimpimu besok hari

Anakku, ingatlah pesan ibu
Bila nanti kamu telah jadi raja pemulung
Tetaplah ingat untuk mengabdi pada pertiwi
Bersihkan sampah- sampah berserakan di bumi
Jangan hendaknya malu jadi pengais sampah
Daripada mengemisi uang negara

                                                                  MUSNA,2013









Tidak ada komentar:

Posting Komentar