MANUSIA DI ZAMAN KALI YUGA
Mayy avesya mano ye mam
nitya-yukta upasate
Sraddaya parayopetas te me
yuktatama matah
(Bhag.12.2)
Artnya :
Orang yang memusatkan pikirannya pada bentuk pribadi Tuhan dan selalu
tekun menyembah-Ku dengan keyakinan besar dengan rohani dan melampaui hal-hal
duniawi Aku anggap paling sempurna.
Syair Bhagawad gita ini
mengisyaratkan bahwa kita tidak boleh melalaikan keyakinan dan kemantapan diri
pada kepribadian Tuhan itu sendiri.
Tetapi pada kenyataannya pada jaman Kali
seperti sekarang ini, kecendrungan manusia memuja Materi secara berlebihan.
Manusia modern bekerja keras hanya untuk bertujuan memenuhi kebutuhan materi
semata. Merka berjuang keras menuntut dengan segala macam cara untuk menjadi
pemimpin atau pejabat degan tujuan agar kaya materi. Sebab setelah menjadi
kaya, masyarakat menganggap mereka manusia yang berkualitas tinggi, berprilaku
teladan dengan sifat-sifat terpuji tanpa peduli apakah keayaannya itu diperoleh
dengan cara jujur atau curang.
Seorang Acarya terkenal diseluruh
dunia Srila Prabhupada berkata bahwa motivasi kegiatan Kali Yuga adalah Profit ( keuntungan materi), pujian dan
pujaan, serta kehormatan karena dianggap memiliki martabat paling tinggi
diantara semua orang lain.
Orang
bijaksana berkata,”perang membunuh banyak manusia”. Tetapi kekayaan materi yang
dijadikan tujuan hidup, membunuh manusia itu sendiri.
Didalam vedapun tertuang “ Kemanusiaan
hancur karena kekayaan materi dipakai ukuran menentukan tinggi rendahnya suatu
martabat kemanusiaan. Sementara akhlak dan moral dikesampingkan. Manusia
diselimuti oleh beraneka macam keinginan untuk memenuhi kesenangan jasmani.
Manusia menjadi kaminah (penuh
nafsu), berpikiran pendek sempit dan picik dan licik.
Selanjutnya
manusia menjadi Lobha (rakus) serta durhaka, tidak memiliki rasa belas kasihan,
suka bertengkar hanya disebabkan oleh masalah kecil.
Jadi
manusia pada jaman kali telah berpaling dari prinsip kesadaran rohani menjadi
kesadaran jasmani, memuja serta mengutamakan Materi dan menomor-duakan
kebhaktian kepada Tuhan.
Mahatma
Gandhi lahir di Porbandar, Gujarat,India pada 2 Oktober 1869, kemudian
meninggal pada 30 Januari 1948 pada usia 78 tahun. Beliau pernah mendapat
penghargaan Nobel pada tahun 1989.
Dengan
memiliki kesadaran Ahimsa, Mahatma Gandhi selalu mengamati perkembangan
kapasitas manusia dalam cinta kasih. Beliau selalu mendapatkan kebahagiaan di
dalam semua badai dan tantangan hidup. Beliau tidak pernah melindungi dirinya
sendiri, akan tetapi ia akan lebih menjaga prinsipnya tentang Ahimsa atau cinta
kasih. Api cinta membakarnya setiap pagi, siang dan malam seperti api yang
tidak dapat ditaklukan. Percaya diri dan tanpa rasa takut merupakan dasar
filsapat Gandhi. Kekerasan menyentuh kelubuk hati manusia akan tetapi
keberanian di dalam jiwa Ahimsa melangkah dengan sendirinya. Tiada kata-kata
yang menentang dan permusuhan di dalam hidupnya.
Adapun
prinsip hidup yang dilakukan Mahatma Gandhi yaitu :
1. Ahimsa, hidup dengan tidak menyakiti
adalah kekuatan aktif dan sangat penting
yang tidak berasal dari kekuatan pisik.
2. Satyagaraha, menjalani kehidupanan
dengan prinsip kebenaran (satya)
3. Swadesi , selalu berusaha sendiri serta
mengurangi ketergantungan pada orang lain.
Prinsip
hidup yang diterapkan Mahatma Gandhi masih relepan kita terapan dalam kehidupan
sekarang dan selamanya, karena prinsip hidup itu bersifat mendasar dan
universal.
KEGIATAN KEAGAMAAN , ADAT DAN BUDAYA
Bidang Agama
Secara rutin disekolah
dilaksanakan doa dan Trisandya pada saat awal pelajaran dimulai dan pada jam 12
siang menjelang pelajaran berakhir. Disamping itu, setiap hari Purnama dan hari
Tilem dilaksanakan persembahyangan bersama di Padmasana sekolah, seluruh siswa
beragama hindu wajib berpakaian adat ke pura.
Sementara tiap 6(enam) bulan atau 210 hari dilaksanakan
peringatan hari Raya Saraswati, serta tiap tahunnya dilaksanakan persembahyangan
bersama dalam rangka Piodalan di Padmasana sekolah dan juga hari raya Siwaratri
yang diisi dengan pembuatan “gebogan buah” sebagai persembahan oleh
masing-masing kelas.
Disamping
kegiatan persembahyang seperti tertera di atas, sekolah juga melakkan kegiatan
Titra Yatra menjelang Ujian sekolah yang dilaksanakan bagi siswa kelas sembilan
bersama guru wali masing-masing. Pelaksanaan Pesraman kilat juga dilaksanakan
pada saat liburan semester, yang bertujuan memberi kemantapan disiplin
spiritual dengan latihan Asana Yoga, Meditasi dan Seni Budaya.
Bidang Seni Budaya
Pelajaran
Seni Budaya dilaksanakan secara rutin setiap minggu melalui pelajaran Seni dan
Budaya di kelas serta terjadwal. Siswa juga dapat memilih ketrampilan Seni
Tari, seni Kerawitan, seni Lukis dan seni Musik ,Majejahitan, Kidung-kekawin,
Nyurat Lontar, bagi siswa yang memilih eksul Seni. Pentas seni biasanya
dilakukan pada saat Hari Ulang Tahun Sekolah, Pekan Seni dan Olah Raga Pelajar (Porsenijar)
baik tingkat Kecamatan, Kabupaten maupun sampai Profinsi. Disamping itu pentas
tari sering pula tampil dalam kegiatan “Kuta Karnival”yang berlangsung tiap
tahun di Pantai Kuta dalam rangka promosi wisata kuta.
Pada
akhir tahun saat dilangsungkan ujian sekolah, pelajaran agama dan pelajaran
seni melakukan ujian praktek berupa pembacaan Sloka dan Palawakya kekidung
serta pentas tari secara beregu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar