Rabu, 15 Januari 2014

Manusia di Zaman Kali



MANUSIA DI ZAMAN KALI YUGA

Mayy avesya mano ye mam nitya-yukta upasate
Sraddaya parayopetas te me yuktatama matah
                                            (Bhag.12.2)
Artnya :

Orang yang memusatkan pikirannya pada bentuk pribadi Tuhan dan selalu tekun menyembah-Ku dengan keyakinan besar dengan rohani dan melampaui hal-hal duniawi Aku anggap paling sempurna.

Syair Bhagawad gita ini mengisyaratkan bahwa kita tidak boleh melalaikan keyakinan dan kemantapan diri pada kepribadian Tuhan itu sendiri.
Tetapi pada kenyataannya pada jaman Kali seperti sekarang ini, kecendrungan manusia memuja Materi secara berlebihan. Manusia modern bekerja keras hanya untuk bertujuan memenuhi kebutuhan materi semata. Merka berjuang keras menuntut dengan segala macam cara untuk menjadi pemimpin atau pejabat degan tujuan agar kaya materi. Sebab setelah menjadi kaya, masyarakat menganggap mereka manusia yang berkualitas tinggi, berprilaku teladan dengan sifat-sifat terpuji tanpa peduli apakah keayaannya itu diperoleh dengan cara jujur atau curang.
Seorang Acarya terkenal diseluruh dunia Srila Prabhupada berkata bahwa motivasi kegiatan Kali Yuga adalah Profit ( keuntungan materi), pujian dan pujaan, serta kehormatan karena dianggap memiliki martabat paling tinggi diantara semua orang lain.
            Orang bijaksana berkata,”perang membunuh banyak manusia”. Tetapi kekayaan materi yang dijadikan tujuan hidup, membunuh manusia itu sendiri.
Didalam vedapun tertuang “ Kemanusiaan hancur karena kekayaan materi dipakai ukuran menentukan tinggi rendahnya suatu martabat kemanusiaan. Sementara akhlak dan moral dikesampingkan. Manusia diselimuti oleh beraneka macam keinginan untuk memenuhi kesenangan jasmani. Manusia menjadi kaminah (penuh nafsu), berpikiran pendek sempit dan picik dan licik.
            Selanjutnya manusia menjadi Lobha (rakus) serta durhaka, tidak memiliki rasa belas kasihan, suka bertengkar hanya disebabkan oleh masalah kecil.
            Jadi manusia pada jaman kali telah berpaling dari prinsip kesadaran rohani menjadi kesadaran jasmani, memuja serta mengutamakan Materi dan menomor-duakan kebhaktian kepada Tuhan.





                                               
                                                     
            Mahatma Gandhi lahir di Porbandar, Gujarat,India pada 2 Oktober 1869, kemudian meninggal pada 30 Januari 1948 pada usia 78 tahun. Beliau pernah mendapat penghargaan Nobel pada tahun 1989.
            Dengan memiliki kesadaran Ahimsa, Mahatma Gandhi selalu mengamati perkembangan kapasitas manusia dalam cinta kasih. Beliau selalu mendapatkan kebahagiaan di dalam semua badai dan tantangan hidup. Beliau tidak pernah melindungi dirinya sendiri, akan tetapi ia akan lebih menjaga prinsipnya tentang Ahimsa atau cinta kasih. Api cinta membakarnya setiap pagi, siang dan malam seperti api yang tidak dapat ditaklukan. Percaya diri dan tanpa rasa takut merupakan dasar filsapat Gandhi. Kekerasan menyentuh kelubuk hati manusia akan tetapi keberanian di dalam jiwa Ahimsa melangkah dengan sendirinya. Tiada kata-kata yang menentang dan permusuhan di dalam hidupnya.
            Adapun prinsip hidup yang dilakukan Mahatma Gandhi yaitu :
1. Ahimsa, hidup dengan tidak menyakiti adalah kekuatan aktif dan sangat penting   yang tidak berasal dari kekuatan pisik.
2. Satyagaraha, menjalani kehidupanan dengan prinsip kebenaran (satya)
3. Swadesi , selalu berusaha sendiri serta mengurangi ketergantungan pada orang lain.

            Prinsip hidup yang diterapkan Mahatma Gandhi masih relepan kita terapan dalam kehidupan sekarang dan selamanya, karena prinsip hidup itu bersifat mendasar dan universal.

KEGIATAN KEAGAMAAN , ADAT DAN BUDAYA
Bidang Agama
Secara rutin disekolah dilaksanakan doa dan Trisandya pada saat awal pelajaran dimulai dan pada jam 12 siang menjelang pelajaran berakhir. Disamping itu, setiap hari Purnama dan hari Tilem dilaksanakan persembahyangan bersama di Padmasana sekolah, seluruh siswa beragama hindu wajib berpakaian adat ke pura.
Sementara tiap 6(enam) bulan atau 210 hari dilaksanakan peringatan hari Raya Saraswati, serta tiap tahunnya dilaksanakan persembahyangan bersama dalam rangka Piodalan di Padmasana sekolah dan juga hari raya Siwaratri yang diisi dengan pembuatan “gebogan buah” sebagai persembahan oleh masing-masing kelas.
            Disamping kegiatan persembahyang seperti tertera di atas, sekolah juga melakkan kegiatan Titra Yatra menjelang Ujian sekolah yang dilaksanakan bagi siswa kelas sembilan bersama guru wali masing-masing. Pelaksanaan Pesraman kilat juga dilaksanakan pada saat liburan semester, yang bertujuan memberi kemantapan disiplin spiritual dengan latihan Asana Yoga, Meditasi dan  Seni Budaya.

Bidang Seni Budaya
            Pelajaran Seni Budaya dilaksanakan secara rutin setiap minggu melalui pelajaran Seni dan Budaya di kelas serta terjadwal. Siswa juga dapat memilih ketrampilan Seni Tari, seni Kerawitan, seni Lukis dan seni Musik ,Majejahitan, Kidung-kekawin, Nyurat Lontar, bagi siswa yang memilih eksul Seni. Pentas seni biasanya dilakukan pada saat Hari Ulang Tahun Sekolah, Pekan Seni dan Olah Raga Pelajar (Porsenijar) baik tingkat Kecamatan, Kabupaten maupun sampai Profinsi. Disamping itu pentas tari sering pula tampil dalam kegiatan “Kuta Karnival”yang berlangsung tiap tahun di Pantai Kuta dalam rangka promosi wisata kuta.
            Pada akhir tahun saat dilangsungkan ujian sekolah, pelajaran agama dan pelajaran seni melakukan ujian praktek berupa pembacaan Sloka dan Palawakya kekidung serta pentas tari secara beregu.
           






Tidak ada komentar:

Posting Komentar